Selamat Datang di Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia
Home » » Merajut Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah

Merajut Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah

Written By Abul on Senin, April 02, 2012 | 4/02/2012

MERAJUT KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH
Oleh: Nurul Hakki MS
            Bismillahirrahmmaanirrahiim
            Akhi fillah Rahimakumullah, Siapapun di antara kita tentunya merindukan ketenangan dalam hidup ini, terlebih pada saat ini disaat gejolak perekonomian rakyat kurang bersahabat dengan isu kenaikan BBM, mau tidak mau akan mempenagaruhi ketenangan kita, kendatipun demikian sebagian kita tidak berdampak signifikan, namun sedikit tidak kita ikut merasakan apa yang dirasakan saudara kita di belahan pulau sana.

            Namun demikian marilah kita lebih arif dalam mensikapi hal ini, jangan sampai satu persoalan ini memiliki dampak yang notabene kurang baik, lebih-lebih dalam rumah tangga, sekali lagi janganlah sampai persoalan ini berdampak negatif pada kita dan rumah tangga kita orang-orang beriman.

            Berangkat dari ini, saya ingin mengajak kita semuanya untuk mengingat pesan nabi beliau menyebutkan Baiti Jannati (rumahku surgaku), kita selalu merindukan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.  Yang tidak akan pernah luntur oleh badai yang menerjang, selalu kokoh ibarat bangunan seribu tiang dan terus merajut hari-hari dengan sejuk dan tenang. Namun perlu saya sampaikan/uraikan petikan kata demi kata ini, yang menurut saya memiliki arti yang sarat makna. Sesungguhnya apa yang saya
sampaikan ini adalah untuk diri saya sendiri dan keluarga saya yang paling saya cintai (yakni istri dan anak-anakku yang menjadi sumber inspirasiku). Saya akan mulai dengan pertanyaan dan sekaligus jawabannya. 

Yang pertama:  Bagaimana penyebutan ketiga kata tersebut…?
Terkadang dimasyarakat saya dikampung, saya mendengar mereka menyebut Sakinah Mawaddah dan Warahmah. Jika saya ditanya dosakah…? Saya jawab tidak dosa, namun penyebutannya kurang tepat. Jauh lebih baik jika Sakinah Mawaddah Warahmah(tanpa dan karena Wa di sini artinya dan) atau sakinah Mawaddah dan Rahmah.

Yang kedua: Apa arti keluarga sakinah itu…?
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Namun, penggunaan nama sakinah itu diambil dari al Qur’an surat 30:21:
ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة إن في ذلك لآيات لقوم يتفكرون
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
Saudaraku rahimakumullah, litaskunu ilaiha, yang artinya bahwa Allah SWT telah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. Jadi keluarga sakinah itu adalah keluarga yang semua anggota keluarganya merasakan cinta, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia, keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.

Yang ketiga: Apa arti  keluarga mawaddah wa rahmah….?
Tidak terelakkan lagi dalam keluarga sakinah itu pasti akan muncul mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta (Hanyni) yang membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu seseorang pada lawan jenisnya). Karena itu, Setiap mahluk Allah kiranya diberikan sifat ini, mulai dari hewan sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada material seperti cinta karena kecantikan, ketampanan, bodi yang menggoda, cinta pada harta benda, dan lain sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah yang artinya cinta dan kasih sayang. Wa artinya dan, Sedangkan Rahmah (dari Allah SWT) yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih, rejeki. (lKamus Arab, kitab ta’riifat, Hisnul Muslim (Perisai Muslim). Jadi, Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Sifat rahmah ini akan muncul manakala niatan pertama saat melangsungkan pernikahan adalah karena mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasulullah serta bertujuan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Yang keempat: Apa ciri-ciri keluarga sakinah mawaddah wa rahmah itu?
1.      Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza aradallahu bi ahli baitin khoiran dst) yakni;
a.       Memiliki kecenderungan kepada agama
b.      Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda
c.       Sederhana dalam belanja
d.      Santun dalam bergaul
e.       Selalu introspeksi atau bahasa dikampung saya mawas diri.
2.      Dalam hadis Nabi yang lain disebutkan juga Empat yang mendatangkan kebahagiaan keluarga (arba`un min sa`adat al mar’i), yakni
a.       suami / isteri yang setia (saleh/salehah)
b.      Anak-anak yang berbakti
c.       Lingkungan sosial yang sehat
d.      Makmur rizkinya.
3.      Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, bak pakaian dan yang memakainya Q/2:187).
أحل لكم ليلة الصيام الرفث إلى نسآئكم هن لباس لكم وأنتم لباس لهن علم الله أنكم كنتم تختانون أنفسكم فتاب عليكم وعفا عنكم فالآن باشروهن وابتغوا ما كتب الله لكم وكلوا واشربوا حتى يتبين لكم الخيط الأبيض من الخيط الأسود من الفجر ثم أتموا الصيام إلى الليل ولا تباشروهن وأنتم عاكفون في المساجد تلك حدود الله فلا تقربوها كذلك يبين الله آياته للناس لعلهم يتقون
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”.
4.      Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut (ma`ruf) coba kita perhatikan firman Allah (Q/4:19):
يا أيها الذين آمنوا لا يحل لكم أن ترثوا النساء كرها ولا تعضلوهن لتذهبوا ببعض ما آتيتموهن إلا أن يأتين بفاحشة مبينة وعاشروهن بالمعروف فإن كرهتموهن فعسى أن تكرهوا شيئا ويجعل الله فيه خيرا كثيرا
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.
5. Suami istri secara tulus menjalankan masing-masing kewajibannya dengan didasari keyakinan bahwa menjalankan kewajiban itu merupakan perintah Allah SWT yang dalam menjalankannya harus tulus ikhlas. Suami menjaga hak istri dan istri menjaga hak-hak suami. Dari sini muncul saling menghargai, mempercayai, setia dan keduanya terjalin kerjasama untuk mencapai kebaikan didunia ini sebanyak-banyaknya melalui ikatan rumah tangga. Suami menunaikan kewajiabannya sebagai suami karena mengharap ridha Allah. Dengan menjalankan kewajiban inilah suami berharap agar amalnya menjadi berpahala disisi Allah SWT. Sedangkan istri, menunaikan kewajiban sebagai istri seperti melayani suami, mendidik anak-anak dan sebagainya.
6. Semua anggota keluarganya beriman dan bertaqwa kepada Allah dan rasul-Nya (shaleh-shalehah). Artinya hukum-hukum Allah dan agama Allah terimplementasi dalam pergaulan rumah tangganya.
7. Rizqinya selalu bersih dari yang diharamkan Allah SWT. Penghasilan suami sebagai tonggak berdirinya keluarga itu selalu menjaga rizki yang halal. Suami menjaga agar anak-anak dan istrinya tidak berpakaian, makan, bertempat tinggal, memakai kendaraan, dan semua pemenuhan kebutuhan dari cara yang haram. Dia berjuang untuk mendapatkan rizki halal saja.
8. Anggota keluarga selalu ridha terhadap anugrah Allah SWT yang diberikan kepada mereka. Jika diberi lebih mereka bersyukur dan berbagi dengan fakir miskin. Jika kekurangan mereka sabar dan terus berikhtiar. Mereka keluarga yang selalu berusaha untuk memperbaiki semua aspek kehidupan mereka dengan wajib menuntut ilmu-ilmu agama Allah SWT.

Yang kelima:  Khusus bagi junior-junior saya yang belum dan segera ingin menikah, Bagaimana mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah itu…?
Beberapa hal yang perlu diikuti rambu-rambunya yakni:
1.       Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SWT.
2.   Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya dari pada kecantikannya, kekayaannya ataupun kedudukannya.
3.         Pilihlah pasangan dari keturunan keluarga yang terjaga kehormatan dan nasabnya.
4.    Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk menghidari hubungan yang dilarang Allah SWT.
5.      Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dengan dorongan iman, cinta, dan ibadah (bagi saya ini kunci utama prinsip sang suami)
6.    Istri berusaha menjalankan kewajibannya sebagai istri dengan dorongan ibadah dan berharap ridha Allah semata.
7.       Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling menghargai, merasa saling membutuhkan dan melengkapi, menghormati, mencintai, saling mempercai kesetiaan masing-masing, saling keterbukaan dengan merajut komunikasi yang intens (ingat saudaraku ini butuh peroses)
8.      Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu bersama dalam mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
9.      Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah atau ibadah bersama-sama, bersedekah pada fakir miskin (dengan tujuan suami mendidik anaknya agar gemar bersedekah), mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak istri membaca al-qur’an, berziarah qubur, menuntut ilmu bersama, bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan Allah SWT (saya katakan; inilah dambaan saya di saat saya memutuskan untuk menikah)
10.  Suami istri selalu meomohon kepada Allah agar diberikan keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah.
11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan anak-anaknya saling meminta maaf pada anggota keluarga itu pada setiap hari kamis malam jum’at dan lain-lain. Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis, terbuka, plong, tanpa beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan masing-masing anggota keluarga.
12.   Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah keluarga. Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya. Semoga bermanfaat ya akhi fillah. Wallahu A’lam
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !




Ikut Kajian ! ! !

Download Brosure



Informasi Jadwal Kajian & Pelatihan

1. Kajian Aqidah
Bersama Ust. Abdussalam Busyro
Setiap Hari Selasa (*pekan ganjil) Ba'da Maghrib

2. Kajian Pendidikan dalam Islam
Bersama Ust. Fatan Fantastic
Setiap Hari Selasa (*pekan genap) Ba'da Maghrib

3.
Kajian Tafsir Al-Qur'an
Kitab Al-Muyassar
Bersama Ust. Suprianto Pasir, M.Ag
Setiap Hari Rabu Ba'da Maghrib

4. Kajian Tafsir Juz Amma
Bersama Ust. Okrisal Eka Putra, Lc
Setiap Hari Kamis Ba'da Maghrib

5. Kajian Akhlak
Bersama Ust. Abu Abdirrohman
Setiap Hari Jum'at Ba'da Maghrib

6. Pelatihan Tilawatil Qur'an
Bersama Ust. Ngaliman (Qori' Nasional)
Setiap Hari Sabtu Ba'da Maghrib

7. Pelatihan Adzan
Bersama Alumni TMUA UII
Setiap Hari Sabtu & Ahad Ba'da Shubuh


 
Support : Creating Website | Forum Berbagi | Ulil Albab UII
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. : Ulil Albab Cahaya UII : - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Forum Berbagi