Sarasehan Budaya di FH UII bersama Cak Nun

Hadir dalam Sarasehan Budaya Takmir Masjid Al-Azhar FH UII

*Heri Kurniawan

       Sarasehan Budaya, dengan tema “Memabangun Kultur Kenabian dalam Era Kontemporer” yang diusung oleh Takmir Masjid Al-Azhar FH UII menjadi acara yang cukup menarik perhatian banyak mahasiswa dan masyarakat. Acara dengan menghadirkan Emha Ainun Najib atau sering disapa Cak Nun yang hadir lengkap dengan grup musik besutannya Kyai Kanjeng  tersebut juga menghadirkan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekaligus dosen FH UII, Bapak Dr. M. Busyro Muqoddas, S.H, M.Hum, Bapak Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum.,Ph.D., selaku wakil Rektor I UII dan Bapak Dekan FH UII, Bapak Dr. Rusli Muhammad, SH. MH,. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, Takmir Masjid Ulil Albab UII bisa hadir memenuhi udangan yang diberikan oleh Takmir Masjid Al-Azhar FH UII.

     Ditemui di sela-sela aktivitasnya, salah satu panitia dari acara tersebut mengatakan bahwa acara Sarasehan Budaya ini awalnya akan diselenggarakan dalam rangka memperingati maulid Nabi. Tapi karena suatu dan lain hal akhirnya diundur dan menjadi salah satu dari sekian banyak rentetan kegiatan Takmir Masjid Al-Azhar Expo.

         Disampaikan dalam acara tersebut oleh Dr. Busyro Muqoddas bahwa “hukum Indonesia perlu dibawa ke dalam kerangka pandang atau perspektif kenabian, atau lebih mudah dikenal dengan hukum profetik. Yaitu hukum yang memiliki kualitas moral dan akhlak. Dengan menjadikan perilaku kenabian sebagai sumber hukum yang ada di Indonesia maka akan diperoleh refleksi hukum sebagai nilai-nilai akhlak yang meliputi keutamaan dan kemuliaan”. Hukum profetik inilah yang memang perlu untuk diterapkan di negeri ini.

        Mengutip dari apa yang disampaikan oleh Bapak Dr. Rusli Muhammad, SH. MH.,  “Pernah Nabi mengatakan bahwa suatu saat nanti presiden atau pemimpinnya seperti singa, kemudian para menteri atau pembantunya seperti serigala, kemudian para penegak-pengak hukumnya, para hakim-hakimnya seperti anjing dan rakyatnya seperti kambing. Ini merupakan perumpamaan Nabi terhadap kondisi suatu saat nanti”. Kemudian beliau menambahkan, ”saya tidak tahu apakah sekarang ini sudah seperti itu”. Begitu yang disampaikan oleh Bapak Dekan FH UII.

        Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa antara Cak Nun dan Bapak Busyro mempunyai kedekatan khusus yaitu pernah duduk di satu bangku sekolah. Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini lah yang menjadi saksi kisah persahabatan mereka. Kedekatan itu pun nampak dalam kegiatan ini.

Tanpa terasa, waktu sudah menunjukan pukul 00.15 WIB mengharuskan kami untuk segera beranjak dari tempat duduk yang beralaskan sandal jepit. Kami pun pulang dengan membawa sejuta cerita menarik di balik serunya acara Sarasehan Budaya Takmir Masjid Al-Azhar FH UII.

Heri Kurniawan

Ka.Div Relasi Publik

Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia