Sleman, 6
Januari 2012
Pelaksanaan
ibadah jumat Masjid Ulil Albab di tahun 2012 diawali dengan khutbah yang
disampaikan oleh Rektor Universitas Islam indonesia, Prof. Dr. H. Edy Sundy
hamid, M.Ec. Proses sidang
jumah ini dimulai ketika khatib menaiki mimbar. Adzan sendiri dikumandangkan
oleh saudara Rahmat Hidayat, sedangkan imam ialah ust. Ovide Decroly yang
merupakan alumni dari Takmir Masjid Ulil Albab.
Dalam Khutbahnya beliau menghimbau kepada seluruh jamaah agar sekiranya melakukan sebuah
perenungan, muhasabah dan proses instropeksi diri terkait dengan pergantian
tahun baru ini. Pergantian tahun merupakan salah satu proses perjalanan waktu
yang tidak dapat dielak keberadaannya. Tentu, dengan bertambahnya tahun maka
bertambah pula usia kita. Dan seiring bertambahnya usia inilah apakah amal
ibadah dan amalan amalan yang lain juga ikut bertambah? Inilah yang menjadikan
kita perlu melakukan sebuah proses Muhasabah tersebut atas tindakan dan amal yang
telah kita kerjakan.
Waktu kehidupan terus bertambah, hari berganti hari,
bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun yang terkadang tanpa kita sadari
bahwa kita semakin tua. Ini berarti bahwa semakin sedikit waktu yang kita
butuhkan untuk berbuat kebaikan dan memperbanyak amal sebagai bekal kehidupan
kelak. Terkait perejalanan waktu ini, wajib kita mensyukuri atas kenikmatan
dari Allah SWT berupa kesempatan untuk
bisa menghirup udara di tahun baru ini. Baik tahun baru miladiyah maupun tahun baru hijriyah. Mengapa rasa syukur ini perlu kita pupuk dan kita amalkan? Karena dengan bergantinya tahun, baik miladiyah maupun hijriyah, Allah SWT masih memberikan kesempatan dan peluang kepada kita untuk bisa membuat amalan dan berinfestasi sebagai bekal akherat kelak.
bisa menghirup udara di tahun baru ini. Baik tahun baru miladiyah maupun tahun baru hijriyah. Mengapa rasa syukur ini perlu kita pupuk dan kita amalkan? Karena dengan bergantinya tahun, baik miladiyah maupun hijriyah, Allah SWT masih memberikan kesempatan dan peluang kepada kita untuk bisa membuat amalan dan berinfestasi sebagai bekal akherat kelak.
Prof.
Dr. H. Dy Sundy hamid, M.Ec
juga menyampaikan bahwa alangkah beruntung apabila dengan bertambahnya usia
kita maka bertambah pula amal shaleh, amal ibadah dan amalan-amalan lainnya
yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebaliknya begitu ruginya kita apabila
yang bertambah adalah dosa, maksiat dan amalan-amalan yang mendatangkan
kemurkaan dari Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasululah yang diriwayatkan Ahmad “Manusia yang paling baik ialah yang panjang
umurnya dan baik amal perbuatannya. Manusia paling rugi ialah yang panjang
umurnya namun buruk amal perbuatannya”. Oleh karena itu, sungguh tepat
bahwa awal tahun baru ini kita melakukan muhasabah untuk melihat, mengira-ira,
dan mengkaji apakah tahun sebelumnya telah kita isi dengan amalan baik yang
memberikan manfaat bagi diri kita, sosial maupun umat seluruhnya.
Didalam data yang dipublish oleh United Nation
Developement Program, usia harapan hidup orang indonesia itu rata-rata 69.4
tahun. Oleh karena itu mari kita renungkan bersama di awal tahun baru ini,
bagaimana ibadah kita, bagaimana ibadah-ibadah sunah atau pun ibadah mahdoh
lainnya. Bagaimana pula muamalah kita, amanah-amanah yang kita emban, sudah kah
optimal kita lakukan. Seandainya masih belum optimal, sudah selayaknya kita
benahi agar tidak disebut sebagai manusia yang rugi sebagaimana hadits diatas.
Ada sebuah pepatah mengatakan “Barangsiapa hari ini lebih
baik dari hari kemarin maka dialah termasuk orang yang beruntung, barangsiapa
hari ini sama dengan hari kemarin maka dialah orang yang rugi dan barangsiapa
hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia termasuk orang yang celaka”.
Point yang harus kita kerjakan adalah melakukan sebuah akselerasi, apabila ingin
bergabung dalam golongan yang beruntung maka setiap hari hendaknya melakukan up
grade dalam arti positif, yakni meningkatkan amal ibadah, kebajikan dan
perbuatan baik lainnya. Jangan sampai terjadi suatu tingkat kestatisan dimana
kehidupan sehari-hari kita berjalan biasa-biasa saja. Apalagi mengalami
degradasi amal perbuatan, karena sungguh celaka tipikal orang seperti ini. Jika
diantara kita merasa pada posisi degradasi ini, hendaknya secepat mungkin untuk
mengingat Allah, memperbaiki kesalahan yang ada, meluruskan niat dan berusaha
meningkatkan amal perbuatan.
Point selanjutnya yang beliau sampaikan ialah terkait
dengan manajemen waktu sebagai implementasi bahwa hari ini lebih baik dari hari
sebelumnya. Menghargai waktu dan menggunakannya pada hal-hal yang bermanfaat
dan mendatangkan keberkahan. Sesuai firman Allah dalam surat Al Asr ayat 1-3 ;
Dalam surat ini menegaskan 4 cara agar waktu hidup kita
tidak merugi. Yang pertama jelas
beriman kepada Allah SWT. Iman ini diutarakan lewat lisan dengan dua kalimah,
kemudian kita tanamkan keimanan tersebut dalam hati dan diterapkan dalam setiap
gerak kita dengan cara mengerjakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala
larangan-Nya. Yang kedua ialah
senantiasa beramal saleh. Berikutnya yang ketiga ialah saling nasihat
menasihati dalam kebaikan. Dan yang terakhir ialah memelihara sifat sabar dalam
segala hal.
Inti pesan pada surat Al Asr ini adalah betapa pentingnya
manajemen waktu yang perlu kita internalisasikan dalam kehidupan sehari hari.
Waktu merupakan salah satu nikmat yang diberikan kepada Allah SWT, untuk itu
wajib kita manfaatkan betul-betul karena waktu adalah sesuatu yang langka dan
mahal harganya. Ia tidak dapat dibeli dan terjadi hanya satu kali saja, tidak
dapat ditambah dan tidak dapat dikurangi serta tidak dapat diputar kembali.
Tepat 20 menit berlangsung, khutbah jumat pekan ini
disampaikan dan seluruh jamaah melaksanakan shalat jumat secara berjamaah.
Suasana hikmat menyelimuti seluruh barisan shaf jamaah dan tiap sudut masjid.
Pukul 12.30 WIB pelaksanaan ibadah jumat telah selesai dan seluruh elemen
masyarakat kembali pada kesibukan masing-masing.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !