Selamat Datang di Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia
Home » » Adab Terhadap Orang Tua

Adab Terhadap Orang Tua

Written By Tim Redaksi on Rabu, April 22, 2009 | 4/22/2009

Ulasan Kajian Akhlak
Kamis, 02 April 2009
Pukul 18.00

--Hadits pertama--

َوَعَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ سَعِيدٍ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( إِنَّ اَللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ اَلْأُمَّهَاتِ, وَوَأْدَ اَلْبَنَاتِ, وَمَنْعًا وَهَاتِ, وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ, وَكَثْرَةَ اَلسُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ اَلْمَالِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه

Artinya :
Dari Al-Mughirah Ibnu Syu'bah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menahan dan menuntut; dan Dia tidak suka kalian banyak bicara, banyak bertanya, dan menghambur-hamburkan harta." Muttafaq Alaihi.

Keterangan hadits :
Didalam hadits ini, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyampaikan apa-apa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, yaitu :

  1. Menyakiti Ibu Dikhususkan kepada ibu, dengan dua alasan :

    a. Karena ibu adalah wanita dan wanita itu lemah
    b. Kemudian besarnya hak dari seorang ibu.

    Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat Luqman ayat yang ke-14, yang artinya : “…dan bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu dan hanya kepadakulah engkau akan kembali”

    Dalam surat ini Allah Subhanahu wa ta’ala mensejajarkan hak diri-Nya dengan hak kedua orang tua. Hal ini menunjukan betapa besar hak kedua orang tua, terutama ibu.

    Sebagaiman hadits :
    Bahaz Ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, kepada siapa aku berbuat kebaikan?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ayahmu, lalu yang lebih dekat, kemudian yang lebih dekat." Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits hasan menurut Tirmidzi.

    Didalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan juga Imam Muslim Rosullulah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam juga menyampaikan :
    Dari Abi Bakrah, bahwasannya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “ Tidaklah aku ingin kabarkan kepadamu tentang dosa-dosa besar, yang pertama, yaitu menyekutukan Alloh dan yang kedua yaitu menyakiti kedua orang tua”

  2. Mengubur anak wanita hidup-hidup.

    Hal ini merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian orang arab pada waktu itu. Mereka melakukan hal tersebut karana rasa malu dan takut akan kemiskinan.

  3. Menahan segala sesuatu yang wajib untuk ditunaikan.

    Menahan disini bisa berarti menahan masalah harta, ucapan (nasihat) maupun dalam masalah perbuatan.

  4. Kilaa wa kolaa (katanya)

    Dalam hal ini kilaa wa kolaa berarti menyampaikan sebuah berita tapi sumber dari berita yang disampaikan tidak jelas, hanya sekedar dari kata-kata orang lain saja.

  5. Banyak meminta atau bertanya

    Meminta, dalam hal ini yang dibenci oleh Allah adalah banyak meminta dalam masalah harta atau terlalu banyak meminta bantuan terhadap orang lain sehingga banyak bergantung kepada orang lain yang menyebabkan ketergantungan kepada Allah menjadi kecil.

    Bertanya, dalam hal ini yang dibenci oleh Allah, adalah banyak bertanya dengan hal-hal yang belum terjadi. Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalahm surat Al Maidah ayat 51, yang artinya : “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian terlalu banyak bertanya, jika itu dijelaskan kepada kalian maka hal itu akan memberatkan diri kalian sendiri”

    Dan sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqos, bahwasannya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “ orang yang paling besar kejahatannya kepada kaum muslimin yaitu orang yang bertanya tentang sesuatu padahal hal tersebut tidak diharamkan, kemudian hal tersebut diharamkan karena pertanyaannya tersebut”

  6. Menyia-nyiakan harta

    Yang dimaksud menyia-nyiakanharta disini adalah membelanjakan harta baik yang bersifat duniawiah atau diniah yang tidak diperbolehkan dalam masalah syari. Seperti firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat Al Israa ayat yang ke 27, yang artinya : “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkat kepada Tuhannya”

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala senantiasa membimbing kita untuk senantiasa istiqomah menjalankan syariat-syariat-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Wallohua‘lam bisawwab [ ]

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !




Ikut Kajian ! ! !

Download Brosure



Informasi Jadwal Kajian & Pelatihan

1. Kajian Aqidah
Bersama Ust. Abdussalam Busyro
Setiap Hari Selasa (*pekan ganjil) Ba'da Maghrib

2. Kajian Pendidikan dalam Islam
Bersama Ust. Fatan Fantastic
Setiap Hari Selasa (*pekan genap) Ba'da Maghrib

3.
Kajian Tafsir Al-Qur'an
Kitab Al-Muyassar
Bersama Ust. Suprianto Pasir, M.Ag
Setiap Hari Rabu Ba'da Maghrib

4. Kajian Tafsir Juz Amma
Bersama Ust. Okrisal Eka Putra, Lc
Setiap Hari Kamis Ba'da Maghrib

5. Kajian Akhlak
Bersama Ust. Abu Abdirrohman
Setiap Hari Jum'at Ba'da Maghrib

6. Pelatihan Tilawatil Qur'an
Bersama Ust. Ngaliman (Qori' Nasional)
Setiap Hari Sabtu Ba'da Maghrib

7. Pelatihan Adzan
Bersama Alumni TMUA UII
Setiap Hari Sabtu & Ahad Ba'da Shubuh


 
Support : Creating Website | Forum Berbagi | Ulil Albab UII
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. : Ulil Albab Cahaya UII : - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Forum Berbagi